Penulis: INDRA BARUNA, Penulis Lepas / Blog / Pengusaha

BUMN ekonomi ini memiliki aset 8 triliun di berbagai bidang terkait mata pencaharian banyak rakyat negeri yang menyumbang dua pertiganya. Terdapat 1.200 perusahaan publik dengan anak dan cucu, dengan tidak kurang dari 7.200 direktur dan anggota komite.
Pertanian, perkebunan, industri gula, persenjataan, transportasi, perbankan, pariwisata, kereta api, industri garam dan kondom. Saat ini pertumbuhan ekonomi sudah turun hingga minus 5,32, yang membuktikan bahwa BUMN sebenarnya tidak dikelola dengan baik sehingga tidak dapat menjadi benteng ekonomi yang kuat.
BUMN memiliki banyak konflik kepentingan. Dari yang mendukung Pancasila dan yang tidak mendukung Pancasila, dari kepentingan komersial antara yang mendukung NKRI dan yang tidak mendukung, kepentingan politik hingga kepentingan ideologis. Mengelola BUMN memang tidak mudah, apalagi menjadi menterinya. Menjadi menteri BUMN tidak hanya cukup memahami bisnis, tetapi juga memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan pemahaman tentang bagaimana mengelola politik nasional.
Dalam dua bulan terakhir, BUMN menjadi departemen tertinggi dibandingkan departemen lain. Pemicu awal adalah perselisihan antara Adian Napitupulu dan Erick Thohir soal besarnya utang BUMN.
Masalah sepele yang seharusnya diselesaikan dengan duduk bersama akhirnya meluas dengan berbagai cara, seperti membuka kotak Pandora.
Daripada membantah data utang, Departemen BUMN justru menuding Adian mengkritisi kepentingannya mengangkat komisaris BUMN.
Add Comment