Penulis: Pakar laboratorium biologi dan paleoantropologi FKKMK UGM RA SURIYANTO
kesimpulan terakhir (purba, purba) dapat berupa ekofak, ipsefak dan artefak. Penemuan Ecofact terkait dengan sisa-sisa biologis atau yang terkait dan bukti antropologis yang berkaitan dengan sisa-sisa hewan dan tumbuhan.
Bahkan penemuan ini sering disebut fosil. Bukti paleontologis atau paleoantropologis bukan hanya fosil, tetapi juga dapat merujuk pada jejak dan jejak.
Fosil biasanya terdiri dari sisa-sisa jaringan keras, yaitu gigi, tulang, cangkang, penutup dada dan cangkang. Jejak-jejak ini dapat berupa jejak kaki binatang, reptil, reptil, dll.
Bekas luka bisa berupa kotoran hewan, tulang kerok, dll Fosil juga bisa menjadi serangga yang terperangkap dalam resin atau kuning.
Dari perspektif tanaman, mereka dapat berupa fosil kayu, fosil daun yang dicatat dalam batuan, mereka akan membusuk dalam proses geologis, hanya menyisakan cetakan-batu. Karena itu, selulit telah digantikan oleh silika.
Ipsefak mengacu pada unit lingkungan yang telah dimodifikasi secara artifisial. Bukti masa lalu mungkin termasuk jejak kaki (manusia) primitif, tanda cerobong, bekas luka atau retakan pada tulang hewan (manusia) primitif atau tongkat kayu.
Dan bukti perang melawan tulang manusia, bukti perawatan tulang, koloni kuno, sampah dapur, dll. Ada semakin sedikit jejak bukti kuno.
Penemuan fosil Australopithecus. Jumlah Homo erectus terus bertambah dengan cepat. Penemuan jejak dan jejak relatif terbatas-bisa dipastikan bahwa peninggalan budaya terkait dengan semua penemuan peninggalan budaya manusia purba dan purba. Karena penemuan artefak menjadi perhatian utama para arkeolog.
Add Comment