Penulis: Profesor Taruna Ikrar, ahli farmakologi, anggota Farmakologi Klinik Amerika dan Amerika
COVID-19 telah menjadi ancaman nyata bagi kehidupan populasi dunia. Mereka tidak hanya muncul dalam bentuk ancaman terhadap kesehatan, kehidupan, dan bahkan resesi ekonomi global, ini sangat mengkhawatirkan.
Resesi ekonomi global telah menjadi kenyataan menyakitkan yang mengganggu situasi kita saat ini. Rabu (25 Juni 2020) menggambarkan situasi suram ekonomi global, meskipun pandemi coronavirus menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
IMF menjelaskan bahwa ekonomi dunia akan menyusut sebesar 4,9% tahun ini.
Dalam resesi ini, tidak ada negara yang kebal terhadap ini, bahkan negara adikuasa seperti Amerika Serikat. Sebagai ekonomi terbesar di dunia, ekonomi AS pasti akan dipengaruhi oleh resesi global ini dan diperkirakan akan turun 8%.

Negara-negara yang menggunakan mata uang tunggal Eropa sedang bersiap untuk menurun lebih lanjut. Kurang dari 10%, sedangkan Jepang akan turun 5,8%.
Demikian pula, Indonesia juga akan mengalami pukulan besar.
Menurut data, Kamar Dagang dan Federasi Industri Indonesia (Kadin) melaporkan bahwa jutaan pekerja Indonesia diberhentikan dan diberhentikan (sekitar 6 juta pekerja). -Selain itu, Kementerian Keuangan Republik Indonesia memastikan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi nasional turun menjadi minus 1,6%.
Add Comment