Wakil Presiden TRIBUNNEWS.COM-MPR Jazilul Fawaid mengimbau semua pihak untuk mengungkapkan kecintaannya pada Indonesia. Pemimpin juga harus politisi. Perbedaan sudut pandang dan sudut pandang adalah hal yang wajar di negara demokratis, tetapi tidak menghalangi pembangunan dan tidak akan mati.

“Saya berharap semua pihak bisa mundur. Gunakan cara-cara yang etis dan patuh untuk budaya Indonesia,” kata Jazilul Fawaid. Usai sosialisasi empat pilar MPR kepada Gerakan Pemuda Ansor di Pandeglang pada Kamis (8/10/2020), panggilan akrab Jazilul Fawaid Gus Jazil menanggapi protes yang berlangsung di berbagai kota pada Kamis (8/10/8). 2020) terkait dengan UU Penciptaan Ketenagakerjaan. Beberapa demonstrasi diikuti pembakaran dan kerusuhan. -Gus Jazil pun meminta polisi bertindak proporsional dalam menghadapi aksi unjuk rasa. “Polisi tidak boleh melebihi batas. Dalam menghadapi protes, mereka harus bertindak dalam lingkup hukum, bukan di luar hukum. Namun, siapa pun yang melanggar hukum harus dihukum.” – Ghaith Jazir sedang meloloskan pekerjaan Dihadapkan pada ketegangan usai membuat RUU, ia pun meminta pemerintah mewakili tokoh masyarakat, tokoh serikat, dan tokoh mahasiswa. Diundang untuk bercakap-cakap alih-alih diundang oleh pengadilan jalanan.

“Karena sekarang ini pandemi. Setiap orang harus tetap sehat. (Perekonomian) juga sedang resesi. Dia bilang kalau keadaan memanas seperti ini, maka bisa dipastikan penderitaan rakyat akan bertambah. -Gus Jazil percaya bahwa ada beberapa aktor di balik protes tersebut. Hanya polisi yang bisa mengungkapnya. Tidak mungkin melakukan kegiatan seperti itu tanpa aktor. Namun, model ini adalah saling berhadapan di lapangan Modelnya pasti akan merugikan rakyat biasa. “- Gus Jazil mengatakan bahwa setiap undang-undang saat itu baik. Diskusi hingga verifikasi biasanya mengarah pada konflik dan ketidaksepakatan dalam pemahaman. “Perselisihan dan ketidaksepakatan harus berbuah. Perbedaan itu berkah. Tapi jangan sampai perselisihan itu membawa akibat yang membawa petaka,” tambahnya. -Gus Jazil tidak mau mengadopsi langkah-langkah kebuntuan dalam undang-undang yang komprehensif, sehingga ada perbedaan yang kuat antar masyarakat yang dapat menimbulkan perpecahan. Jika ingin menempuh pendekatan hukum, bisa ke Mahkamah Konstitusi. Jika Anda ingin bercakap-cakap, jaga percakapan yang baik. Itu adalah Pancasila. Negosiasi harus bijaksana. Tidak bersikeras. Semuanya bisa didiskusikan. Dia menjelaskan bahwa hukum yang komprehensif bisa di dialog.

Masalahnya, lanjut Gus Jazil, yang menjadi masalah adalah ada penipuan dan pihak-pihak yang mengaku paling benar. Dia berkata: “Saya setuju bahwa undang-undang komprehensif memiliki kekurangan. Namun, kekurangan ini tidak boleh diperlakukan dengan perpecahan atau permusuhan. Negara ini adalah negara yang berbudaya.”

Add Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *