Hidayat Nur Wahid, Wakil Presiden TRIBUNNEWS.COM-MPR-RI, mengungkapkan keprihatinannya dengan meningkatnya jumlah korban Covid-19 yang rusak di masyarakat dan tenaga medis (NaKes), termasuk dokter dan perawat. Oleh karena itu, individu-individu berpenghasilan tinggi menghimbau kepada pemerintah untuk melakukan yang terbaik untuk mengatasi penyebaran Covid-19, serta memperhatikan dan menjaga kesehatan sumber daya manusia secara maksimal. Yakni, dokter, perawat, dan staf rumah sakit yang terus membantu kesehatan para korban Covid-19. Apalagi dengan meningkatnya jumlah korban Covid-19 di dokter, perawat, dan rumah sakit, hal ini tidak diragukan lagi mengkhawatirkan.

Kekayaan bersih yang tinggi mengingatkan kita bahwa pemerintah dapat mencapai semua itu dengan mempercepat pemenuhan janji dan peraturan. Mengumumkan dan mencapai kesepakatan dengan DPR-RI. Kemudian segera berikan imbalan dan santunan kepada petugas kesehatan (Nakes) yang menangani Covid-19, termasuk dokter dan perawat yang meninggal karena virus tersebut.

Menurutnya, mengingat jumlah kasus dan peningkatan jumlah kasus, hal ini sangat mendesak. Jumlah korban tewas. Pertumbuhan yang berkelanjutan. Dan hal ini semakin menambah beban kerja dan beban psikologis petugas kesehatan dan rumah sakit. – “Semakin banyak petugas kesehatan yang sekarat. Para dokter dan perawat yang masih aktif kelelahan dan tidak mampu menangani pasien Covid-19 yang terus berdatangan, sehingga harus kesulitan untuk mengatasi administrasi terkait insentif tersebut Birokrasi.Oleh karena itu, pemerintah harus memfasilitasi urusan dan mengejar ketertinggalan untuk mendorong tenaga kesehatan, karena ketika mereka segera mendapatkan insentif yang dijanjikan pemerintah, mereka merasa telah mendapat perhatian serius dan jujur ​​dari pemerintah. Jika pemerintah dapat menentukan Bersiap membayar 3 triliun rupiah untuk batch pertama vaksin Covid-19 Sinovac, dan hasilnya belum terkonfirmasi dalam uji klinis, dan tentu berlaku untuk dokter, perawat, dan rumah sakit, pemerintah dapat terus menjanjikan, yang jauh lebih rendah daripada pembelian vaksin. Anggaran. ”Kata Hidayat dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (9/11).

Oleh karena itu, dalam sidang Panitia VIII DPR-RI yang digelar Rabu (9/9) dengan Sekretaris Utama BNPB, Hidayat meminta BNPB menyampaikan komitmennya pada rapat dengan Panitia Kedelapan pada 13 Juli. Saat itu, BNPB mengumumkan bahwa sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 278/2020 tanggal 27 April 2020, setiap dokter yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19 akan mendapat santunan 300 juta rupee. Menkes juga mencontohkan, setiap petugas kesehatan yang memberikan layanan Covid-19 juga mendapatkan 15 juta rupee untuk ahli medis, 10 juta untuk dokter umum, dan 5 juta untuk staf medis lainnya.

Hidayat mengenang bahwa petugas kesehatan bekerja keras dan mengorbankan banyak korban jiwa. Karenanya, wajar jika pemerintah berjanji segera menerapkan langkah-langkah insentif untuk memberikan penghargaan kepada keluarga yang ditinggalkan, karena pada akhir Juni 2020 jumlah reward yang dikeluarkan hanya Rp 226 miliar, dan santunan kepada 47 orang meninggal itu sebesar Rp 14,1 miliar. , Dari total anggaran Rp 5 ada 6 triliun.

Menurut PB IDI, bahkan jumlah dokter yang meninggal sudah melebihi 100 orang. Menurut PPNSI, jumlah almarhum perawat mencapai 69 orang. Di PDR, Sekretaris Utama BNPB kembali menegaskan komitmennya untuk memastikan bantuan pemerintah kepada tenaga medis dan tenaga medis penunjang yang meninggal karena Covid-19, dan mencatat komitmen tersebut sebagai bahan rapat kerja dengan Panitia VIII DPR-RI. Diputuskan. HNW menyatakan, komitmen BNPB sebagai ketua kelompok kerja Covid-19 harus benar-benar dipenuhi, atau dapat mendorong penerapan insentif dan tindakan kompensasi bagi tenaga kesehatan, dokter dan perawat yang telah meninggal dunia dan masih aktif merawat korban.

“French National Bank telah memastikan bahwa insentif dan santunan bagi tenaga kesehatan segera didistribusikan. Oleh karena itu, jangan biarkan pembatasan administrasi dan operasional menjadi alasan untuk tidak memenuhi komitmen pemerintah. Covid-19 telah menyebar di lebih dari 6 kasus di Indonesia Pada Desember lalu, jumlah korban meningkat bahkan memecahkan rekor. 59 negara membuka pintunya untuk WNI, dan 11 di antaranya berpesan agar warganya tidak datang ke Indonesia.Dalam kasus ini, lebih dari 100 dokter dan 69 perawat meninggal, dan banyak rumah sakit juga terkena dampaknya. Pencapaian BNPB dan komitmen pemerintah diharapkan dapat membawa angin segar yang akan mendorong tenaga kesehatan untuk mengatasi Covid-19, karena hal ini akan dilihat sebagai penghargaan dan pengakuan kepada dokter, perawat dan pahlawan rumah sakit. Tindakan melawan Covid-19. Banyak negara yang berhasil mengatasi pendekatan Covid-19 (ringkasan HNW).

Add Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *