Wakil Presiden TRIBUNNEWS.COM-MPR Jazilul Fawaid berharap dalam rangka memperingati Hari Santri 22 Oktober 2020, masyarakat Indonesia semakin memperkuat nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Ia mengatakan di Jakarta (17/10/2020): “Di tengah semua perbedaan, marilah kita perkuat nilai-nilai ini.” Ia mengatakan hal ini karena implementasi Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, untuk membela Republik Islam. Kemerdekaan. Di bawah upaya bangsa Indonesia untuk kembali ke penjajahan asing, semua lapisan masyarakat telah bersatu dan bekerja sama di medan perang.
Ketika Rais Akbar NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari menyerukan resolusi jihad, seluruh Muslim, pria, wanita dan anak-anak dalam jarak 94 kilometer dari Surabaya terpaksa turun. Sedangkan bagi umat Islam dalam radius 94 kilometer, hukumnya adalah fardu kifayah. KH Hasyim Asy’ari menanamkan sikap patriotik dalam “Menyelesaikan Jihad” dan menginspirasi sikap dan visi bahwa cinta rumah adalah bagian dari keimanan, “hubbul wathan minal iman”.

“Sikap ini menginspirasi semangat rakyat. Anggota Aliansi Solidaritas Islam akhirnya mampu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan mendukung unifikasi,” kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini: “Usai mendengarkan seruan resolusi jihad Belakangan, seseorang yang akrab disapa Gus Jazil ini mengatakan bahwa dirinya berhasil mempersatukan rakyat dari semua suku bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.Nilai-nilai yang ada saat ini sangat relevan dengan nilai-nilai yang harus dijalankan oleh bangsa Indonesia saat ini. Suku bangsa ini terdiri dari berbagai ras, agama, bahasa dan budaya. Masyarakat Indonesia tersebar di ribuan pulau dari Sabang sampai Mellock, dari Taloud sampai Roth.
“Perbedaan ini ada dalam motto persatuan. Semangat persatuan di Indonesia sudah teratasi, “kata Jazilul Fawaid.
Menurut sesepuh PMII, perbedaan dinamis saat ini terletak pada perbedaan sikap dan pilihan politik. Ia percaya bahwa perbedaan sikap dan pilihan politik lintas ras Batasan agama dan bahasa. “Agak sulit sekarang,” ucapnya sambil tersenyum. Ia menegaskan bahwa meski memiliki sikap dan pilihan politik yang berbeda, ia harus mengedepankan nilai-nilai kebersamaan. Ia mengatakan: “Sebelum mempertahankan kemerdekaan Indonesia Dalam beberapa hari ini juga terdapat perbedaan sikap politik di kalangan masyarakat, namun mereka selalu mengutamakan kepentingan nasional. “-Mereka masih punya tujuan yang sama yaitu Indonesia merdeka”, imbuhnya. -Jika rakyat tetap mengedepankan nilai persatuan, maka perbedaan ras, bahasa, agama, budaya dan sikap, serta pilihan politik tidak akan menjadi ancaman bagi disintegrasi bangsa. Dijelaskannya, untuk terus memprioritaskan Indonesia agar tidak ada yang mengancam jalannya sendiri.
Kabupaten Gresik, salah satu warga Pulau Bawean asal Jawa Timur, berharap ada persatuan di hati seluruh rakyat Indonesia. Nilai. “Jika ada nilai satuan maka ada Indonesia, jika ada Indonesia maka ada nilai satuan. Ia menambahkan, waktu Hari Santri adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan nilai tersebut.
Add Comment