Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Bambang Soesatyo, Juru Bicara Musyawarah Rakyat Indonesia, mengimbau sekolah menjadi benteng pengetahuan dan selalu mengedepankan prinsip literasi umum. Tujuannya agar siswa tidak hanya peduli pada daya ingat, tetapi juga memiliki kemampuan bernalar secara kritis.
“Tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini, terutama di bidang pendidikan, adalah penipuan dan serangan disinformasi. Penipuan dan disinformasi tidak hanya terjadi saat pemilu, tetapi juga saat pandemi Covid-19 seperti saat ini,” Bamsoet Konferensi Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Empat Pilar menggelar bakti sosial bagi pecinta alam di SMA 68 Jakarta, Sabtu (25/7/21).
Mantan Pembicara Indonesia tersebut mengatakan bahwa pada April 2020, Indonesia mempercepat penyelidikan satuan tugas cakupan Covid-19 terhadap 2.050 staf medis dan menemukan bahwa 135 staf medis mengaku diusir dari rumah mereka dan 66 staf medis diusir. Ancaman pemberangkatan, 140 tenaga medis dideportasi. Dipermalukan bekerja di rumah sakit yang menangani Covid-19, orang-orang di sekitarnya menghindari 160 staf medis, dan keluarganya menghindari 71 staf medis. Pembohong dan misinformasi terus beredar. Media sosial menyebut petugas medis adalah penyebar Covid-19. Publik hanya percaya, bukan difilter. Acara ini hampir sama dengan pemilu lalu. Orang cenderung mempercayai informasi yang salah. Kalaupun dilakukan koreksi, mereka tetap enggan menerimanya karena menurutnya informasi yang menyesatkan itu. Dijelaskan Bamsoet.
FKPPI, Kepala Kementerian Pertahanan, menambahkan bahwa “misinformasi terkini yang terbakar di media sosial” melibatkan termometer infra merah (heat gun) yang membutuhkan perlindungan. Hal itu berbahaya bagi manusia. Tak dapat dipungkiri, Jenis informasi yang salah ini menunjukkan bahwa penggunaan senapan panas yang ditembakkan di dahi untuk menentukan suhu tubuh dianggap berbahaya bagi struktur otak manusia.

“Sangat mudah untuk percaya bahwa tidak ada dasar yang kuat untuk informasi acak, yang membuat negara kehilangan kemampuannya untuk bernalar kritis . Ini juga menjadi peringatan dini bagi pemangku kepentingan pendidikan. Duduk bersama mencari model pembelajaran yang tepat, Bamsotte menyimpulkan: “Mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan misi yang ditetapkan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”
Add Comment