TRIBUNNEWS.COM-Bambang Soesatyo, Ketua Musyawarah Rakyat Indonesia, mengenang pepatah latin “Bandingkan dengan ritme, kamu akan memenangkan setiap pertempuran”, yang berarti “jika ingin damai bersiaplah untuk perang”. Pepatah ini tidak berarti bahwa perang perlu disokong. Sebaliknya, dia memperingatkan setiap negara untuk memajukan industri pertahanan dalam menjaga kedaulatannya untuk memastikan perdamaian.
PT Pindad adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertanggung jawab menyiapkan kebutuhan alutsista (seperti Mayor Jenderal TNI (Purn) Sumardi, Wakil Ketua dan Komisaris PT Pindad, mengatakan, 80% amunisi PT Pindad masih bergantung pada impor Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia belum memiliki kedaulatan penuh atas sistem pertahanan. Pemerintah juga perlu mementingkan hulu industri pertahanan seperti baja. Bamsoet mengatakan, saat menjadi keynote speaker dalam rapat pimpinan, pihak keempat Kongres Konsultatif Industri Pertahanan Nasional Indonesia Pilar besar tersebut sebenarnya digelar pada Rabu (15/7/20) di Kantor Presiden MPR RI di Jakarta.
Wakil Dirjen TNI (Purn) Sumardi, Dirjen TNI (Purn) Endang Sodik, Dirut Abraham Mose Turut hadir dalam jajaran Pindad, Direktur Keuangan dan Administrasi Wildan Arief dan Sekretaris Jenderal Tundy Rudyati. Hadir pula dalam pertemuan tersebut Wakil Presiden Bayu Fiantoro dari Pindad Corporate University dan Kepala Hubungan Kelembagaan Biben dari Pindad Corporate University .

Mantan Presiden MPR ini menilai PT Pindad memiliki kapasitas yang cukup untuk memproduksi Alutsista yang seefisien negara / daerah lain.Misalnya, pada tahun 2019, Satgas TNI AD menjuarai Australian Army Reunion Arms Skilled International Shooting Competition (AASAM) sebanyak 12 kali berturut-turut. Yang lebih membanggakan adalah mereka menggunakan senjata produksi PT Pindad.
“Untuk membuat PT Pindad lebih maju perlu dukungan partai dan pemerintah. Seperti Presiden Joko Widodo sekarang Karena dilarang, itu menunjukkan Kementerian Pertahanan tidak bisa mengimpor Alutsista. Oleh karena itu, prioritaskan pembelian Alutsista dari PT Pindad, ”kata Bamsoet. Kementerian Pertahanan dan PT Pindad juga menandatangani letter of intent pemberian amunisi senilai 1 miliar dolar AS per tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2020 Pada 2023, PT Pindad akan memberikan 4 miliar amunisi kepada Kementerian Pertahanan dengan anggaran Rp 19 triliun. Bamsoet mengatakan: “Kementerian Pertahanan telah meminta tambahan anggaran sebesar US $ 12.930 miliar pada tahun 2021. Anggaran tersebut harus mencukupi untuk industri pertahanan, Apalagi PT Pindad menambah nilai. ”Hal ini juga yang mendorong PT Pindad untuk lebih agresif memperluas penjualan produk Alutsista-nya di berbagai negara. Selain mengandalkan pemasaran yang andal, juga harus didukung oleh diplomasi pertahanan yang dipimpin pemerintah. Menurut Presiden Joko Wie Sesuai perintah Joko Widodo, duta besar kini memiliki tugas lain selain menjalankan tugas diplomasi, juga harus pandai berbisnis.Hanya Amerika Serikat Dan Rusia sangat aktif menggunakan duta pekerja keras di gerilya dengan menjual senjata.
Add Comment