Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Bambang Soesatyo, Ketua Musyawarah Rakyat Indonesia, menegaskan dalam menjaga ketertiban dan keselamatan masyarakat, jajaran Pori harus mengutamakan pasukan kemanusiaan ketimbang senjata. Pendekatan yang berorientasi rakyat tidak berarti polisi menjadi lemah, tetapi justru mempersatukan polisi dan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat tidak hanya takut kepada polisi, tetapi juga enggan merasa bangga dan bangga.

“Di usianya yang ke 74 tahun, Polri harus terus berbenah menjadi lebih profesional, modern, dan terpercaya (promotor). 16 Mei 2020-18 Mei menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kepercayaan yang tinggi kepada Polri Tinggi, yakni 79,4%. Mirip dengan polling Litbang Kompas yang dilakukan pada 23-25 ​​Juni 2020, hal ini menunjukkan citra polisi di benak masyarakat masih bagus, atau sekitar 62,1%. Selama Polri masih siap buka dan Mendengar komentar, pintunya tetap akan terbuka, “Bamsoet menghadiri pidato pada acara ultah Bhayangkara yang sebenarnya dilakukan oleh Speaker’s Office. Konferensi Permusyawaratan Rakyat Indonesia akan dilaksanakan di Jakarta pada Rabu (20/7/01). Padahal, dialog antara presiden adalah Inspektur Presiden Remonie Joko Widodo, dan Wakil Presiden Maruf. Maruf Amin, Kapolri Idham Aziz, Dr. Menkopolhukam Mahfud, dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Mantan presiden DPR RI itu mengenang bahwa senjata yang dititipkan negara tidak boleh Membuat polisi sombong dan sombong harus dipahami sebagai bentuk kepercayaan dan juga tanggung jawab besar polisi. Polisi menjaga keamanan, ketertiban dan keselamatan hidup masyarakat. Oleh karena itu, sesuai dengan UU Kepolisian Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002, untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, polisi harus berada di atas semua golongan. Itu tidak bisa menjadi alat kekuasaan bagi partai minoritas. – “Sangat penting bahwa dari perekrutan tentara hingga pejabat senior, setiap angkatan polisi harus meniru profesionalisme dan integritas Jenderal Hoegeng. Dia tidak dapat digantikan oleh uang, uang, atau kekuasaan. Dia menolak fasilitas dan persediaan bahkan dari Ketika rumah besarnya mengambil semua hadiah dan meletakkannya di pinggir jalan. Membelinya, “Bamsoet menjelaskan.

FKPPI, Kepala Kementerian Pertahanan Nasional, menilai saat ini masih banyak jenderal Hoegeng lain di Polri. Bahkan dalam skala yang lebih besar, selama itu melebihi tugas dan kewajibannya sebagai polisi, ia siap mengabdikan dirinya kepada masyarakat.

“Keberadaan Bripka Jerry Tumundo yang masih setia dengan Provinsi Sulawesi Utara, ingin menguburkan mayat frontal Covid-19 sesuai perjanjian sanitasi ketika masyarakat tidak mau. Ini layak untuk sikap humanis. Aksi puji-pujian tersebut membuktikan bahwa polisi mendekatkan diri kepada masyarakat.Bamsoet menyimpulkan pada saat pandemi Covid-19 sekitar waktu ini, ada juga aparat kepolisian yang berhasil menghentikan dan melancarkan puluhan ton mafia.

Add Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *