Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Bambang Soesatyo, Ketua Musyawarah Rakyat Indonesia, mendesak agar Pendidikan Akhlak Pancasila (PMP) dikembalikan sebagai mata pelajaran wajib bagi Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas melalui “pendidikan tinggi”. Sejak diundangkannya Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003, hilangnya disiplin PMP telah melemahkan fondasi negara karena masyarakat kurang memahami ideologi nasional generasi Pancasila. Sejak diundangkannya UU No. 20/2003. Konferensi Permusyawaratan Rakyat Indonesia saat ini sedang mendorong PMP menjadi mata kuliah wajib lagi di berbagai jenjang pendidikan. Jika kita tidak mengerti ideologi, negara kita seperti kapal besar yang tersesat di tengah laut seperti kompas yang kehilangan arah. Bamsoet sebenarnya merampungkan sosialisasi empat pilar Muktamar Permusyawaratan Rakyat Indonesia Serikat Mahasiswa Pemuda Pancasila. Senin (22/6/20) dari jurusan Kantor Kepresidenan MPR RI (SAPMA PP), Presiden SAPMA PP lainnya Aulia Arief Bersama Willy Danandityo, Sekjen SAPMA PP, di saat yang sama ratusan pengurus SAPMA PP lainnya mengikuti dari dekat.Keempat pilar MR RI menyasar kelompok masyarakat yang berbeda-beda.Oleh karena itu, landasan kebangsaan dan pengembangan kepribadian dan karakter, Indonesia Jati diri bangsa akan semakin kuat dan kuat, dan sumber daya manusia akan semakin mampu, cakap, individual dan khas. Bermental luhur.

“Generasi muda bangsa dan Pancasila adalah dualitas yang tidak terpisahkan. Kaum muda adalah tenaga penggerak yang menentukan masa depan negara dan penggerak pembangunan. Pancasila sekaligus sebagai ideologi, visi hidup dan landasan bangsa yang akan menjadi tolak ukur dan pedoman bagi generasi muda untuk mewujudkan cita-cita dan cita-cita bangsa yang dijaga konstitusi. “FKPPI, Kepala Kementerian Pertahanan Negara, menjelaskan seiring dengan berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan berbagai bidang kehidupan modern, tantangan merawat dan membina Pancasila semakin realistis. Globalisasi dan perkembangan teknologi telah melahirkan produk dan metode pengemasan gaya hidup. Jadikan terlihat menarik, terutama bagi generasi muda. “Jika kita lalai dan cuek, nilai-nilai asing ini pada akhirnya akan merusak jati diri bangsa, tradisi dan budaya, moralitas dan kearifan lokal. Bancassit menjelaskan bahwa nilai-nilai Pancassila hanya ada di ruang utopis, dan perintah-perintah itu menjadi jauh di lubuk hati, tetapi realisasinya sepertinya tidak benar.

Wakil Ketua Pemuda Pancassila menjelaskan Saat ini nilai-nilai Pancasila diimplementasikan di berbagai bidang, khususnya di bidang pendidikan. Ada semboyan yang sama di seluruh belahan bumi bahwa pendidikan merupakan faktor kunci dalam kemajuan suatu negara dalam Pancasila.Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan berbangsa. Warga negara, terlepas dari status sosial, ras, suku, agama atau jenis kelaminnya, berhak memperoleh pendidikan yang berkualitas termasuk pendidikan ideologi Pancasila.

“Tujuan penerapan Pancasila dalam pendidikan adalah menjadikan Pancasila sebagai sistem nilai, tidak hanya menjadi bahan hafalan atau pemahaman, tetapi juga harus diterima dan dihayati oleh masyarakat. Bamsoet menjelaskan:“ Ini adalah kebiasaan, bahkan Itu adalah ciri khas masyarakat Indonesia.

Wakil Ketua SOKSI juga menegaskan adanya Peraturan Menteri Riset Teknis dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti). Isu ke-55 tahun 2018 tentang perkembangan ideologi nasional mewajibkan semua kampus membentuk mahasiswa Garda Nasional di bawah pengawasan kepala sekolah. Unit Kegiatan Ideologi (UKM-PIB), memperbolehkan organisasi kemahasiswaan di luar sekolah untuk mengikuti ideologi Pancasila dan menjadi bagian darinya melalui UKM-PIB.a, “kata Bamsoet.

Add Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *