TRIBUNNEWS.COM-Lestari Moerdijat, Wakil Presiden MPR Indonesia, meminta pemerintah untuk memperhatikan kelas menengah yang terkena wabah Covid-19. Gelombang PHK, PHK atau hilangnya pendapatan membuat kelompok ini kurang beruntung secara ekonomi. Leistari mengatakan: “Kebijakan untuk membantu kelas menengah harus dipertimbangkan karena mereka rentan terhadap kemiskinan setelah PHK.” Leistari biasa disebut sebagai “Ruili” dalam pernyataan Rabu (29/4). -Rerie mengatakan bahwa kelompok masyarakat kelas menengah telah memainkan peran dalam mendukung ekonomi nasional. Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa 115 juta orang Indonesia adalah kelas menengah, terhitung hampir setengah dari total populasi Indonesia, sekitar 260 juta.

Pada tanggal 20 April 2020, Departemen Tenaga Kerja mencatat 2,1 juta orang dari 116.370 perusahaan yang di-PHK dan di-PHK. Rerie mengatakan bahwa jika dibutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk menangani epidemi Covid-19, jumlah kelas menengah yang cenderung miskin dapat terus bertambah. Misalnya, pembebasan pajak penghasilan (PPh) pekerja tidak hanya diperluas ke manufaktur, tetapi juga ke 18 industri lainnya. Rerie mengatakan: “Karena kelas menengah memiliki sejumlah besar orang, perlu dipertimbangkan mekanisme untuk membantu mereka.” Mereka, termasuk pinjaman ke bank.

“Penghasilan bulanan hanya Rp2 juta, dan beberapa orang bahkan memiliki Rp500.000 di saku mereka. Jelas jumlah ini tidak dapat menutupi biaya operasi keluarga yang sudah terlalu tinggi. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan cara bekerja sama, kata Rerie. Cegah mereka agar tidak jatuh ke dalam rawa yang lebih dalam. “Selain itu, Rerie juga berharap bahwa pemerintah akan segera memperbarui data penerima manfaat jaminan sosial untuk memasukkan kelas menengah yang terkena PHK. Rerie menambahkan bahwa ini efektif dan pemerintah juga dapat mengundang sektor swasta untuk berpartisipasi dalam distribusi bantuan sosial. — – “Kecepatan dan ketepatan memperbarui data dapat mencegah pergerakan pekerja yang terkena dampak. Dia menyimpulkan bahwa epidemi Covid-19 dari kota-kota besar ke kota asalnya menentukan rantai distribusi.

Add Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *