
Yogyakarta, TRIBUNNEWS.COM-International Maritime Organization (IMO) melalui rapat ke-101 Maritime Safety Committee (MSC) yang dilaksanakan pada bulan Juni 2019 lalu merumuskan rencana / peta jalur kapal-kapal yang terpisah searah dengan arah berlawanan di wilayah sibuk ( Artinya, jalur transportasi yang sempit di Selat Data dan Selat Lombok atau disebut juga Traffic Separation System (TSS). Pelepasan IMO COLREG.2-CIRC.74 dan SN.1-CIRC.337 semakin memperkuat poin ini, yang melibatkan implementasi TSS dan tindakan terkait rute udara di Selat Data dan Selat Lombok.
Dengan diberlakukannya Selat TSS dan Lombok. , Pemerintah Indonesia. Kementerian Perhubungan melalui Administrasi Umum Angkutan Laut khususnya dalam hal ini meminta kepada stasiun Merak Vessel Traffic Service (VTS) di Kawasan Navigasi Tanjung Pruek Kategori I dan Stasiun VTS Benoa di Kawasan Navigasi Kategori II Benoa agar melakukan segala upaya. Siapkan layanan navigasi untuk kapal. Guna meningkatkan keselamatan navigasi di dua selat penting ini dan perlindungan lingkungan laut, kapal-kapal melintasi TSS di Selat dan Selat Lombok. Dalam dua (dua) hari ke depan yaitu Senin (27/7/27) hingga Selasa (28/7/19), dilakukan kegiatan pembinaan navigasi bagi operator dan teknisi telekomunikasi. Tahun 2020 di Yogyakarta.
“Sangat penting bagi operator VTS dan teknisi telekomunikasi laut untuk meningkatkan kapabilitasnya. Mereka terkait dengan pengetahuan yang diperlukan untuk mewujudkan peran VTS dalam memantau implementasi TSS.” Kita juga harus memenuhi persyaratan operasi telekomunikasi maritim Kompetensi dibutuhkan oleh peraturan perundang-undangan terkait yang berlaku, ”ujar Hengki.
Inilah mengapa Hengki berkeyakinan menyelenggarakan kegiatan pembinaan bagi operator dan teknisi telekomunikasi maritim, yakni memberikan arahan dan pemutakhiran atas regulasi terkait dan pedoman terkait lainnya. Pedoman dan pedoman ini dapat membantu meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia operator dan teknisi guna mencapai navigasi yang aman di perairan Indonesia dan perlindungan lingkungan laut.Sistem rute kapal IMO sangat penting untuk meningkatkan keselamatan navigasi dan melindungi lingkungan laut .— -Selain itu mengingat TSS Selat Sunda dan Selat Lombok juga merupakan salah satu jalur internasional terpenting.Kedua TSS tersebut berada di Selat Kepulauan Indonesia (ALKI), maka diperlukan kajian lebih lanjut mengenai keberadaan dan dampak kedua TSS tersebut di Indonesia, antara lain diperlukan Selain itu juga melibatkan regulasi internasional tentang navigasi program di kawasan TSS.
“Oleh karena itu, dalam acara ini kami mengundang narasumber terkait untuk melakukan penelitian mendalam tentang aturan dan implementasi TSS. Salah satunya menyangkut United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) dan hubungannya dengan penegakan TSS, dijelaskan oleh Bapak Laksamana Pertama TNI, kepala departemen hukum TNI AL. Kresno Buntoro juga terkait dengan Colregs yang melaksanakan Rule 10, ”kata Hengki.“ Selain itu, kegiatan pembinaan ini juga memungkinkan operator dan teknisi memahami persiapan VTS baik dari sisi peralatan maupun operasionalnya. Dan sumber daya manusia di tempat kerja. Di stasiun VTS.
“Selain itu, mereka juga akan diinformasikan tentang aturan-aturan nasional yang berlaku, standar komunikasi maritim internasional / pernyataan standar komunikasi maritim (SMCP) dan standar operasi dan prosedur (SOP), jelas Hengki,” harus dalam keadaan normal dan darurat. Dalam semua kasus, penerapan TSS diterapkan. “-Hengki berharap melalui kegiatan ini, para operator dan teknisi telekomunikasi maritim khususnya yang bertugas di stasiun VTS TSS Selat Lombok dapat melakukan update sendiri dan update regulasi serta pengetahuan baru. Untuk meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan layananDari sisi informasi, kegiatan pembinaan bagi operator dan teknisi telekomunikasi maritim diadakan di Yogyakarta untuk mendukung Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata utama yang dianggap sebagai salah satu sektor yang dapat menghidupkan kembali perekonomian Indonesia setelah Yogyakarta.Tentunya wabah tersebut masih akan terus berlanjut. Gunakan “Protokol Kesehatan” untuk mencegah COVID-19.
Kegiatan bimbingan teknisi navigasi dan operator telekomunikasi mengumpulkan 10 (sepuluh) peserta, dimana 5 (lima) peserta dari stasiun Merak VTS zona navigasi Tanjung Priok I dan zona navigasi Benoa II 5 (lima) peserta stasiun VTS Benoa secara langsung mengikuti perwakilan online dari seluruh wilayah pelayaran. (*)
Add Comment