Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Jokowi sangat menyesalkan berita kekurangan pangan di seluruh negeri selama Pandemi Korona (Covid-19). Chokovi mengatakan bahwa, pada kenyataannya, kelebihan produksi makanan di tingkat nasional hanya kekurangan makanan di provinsi atau wilayah tertentu.

“Di media, kami berbicara tentang kekurangan makanan. Chokovi menekankan dalam pertemuan terbatas konferensi video pada hari Selasa (5/5/2020):” Provinsi lain mungkin memiliki surplus. . “

Baca: Profesor Cadangan Makanan Nasional IPB: Jangan dilihat sebagian

” Jadi, jangan berbohong kepada Sekretaris Pertanian. Nantinya, ini akan mempermalukan Menteri Pertanian. Chokovi melanjutkan, tidak berbicara tentang kekurangan makanan di seluruh negeri, tetapi di provinsi itu.

Dalam hal ini, Profesor Muhammad Firdaus, profesor ekonomi di IPB, menunjukkan bahwa meskipun distribusinya tidak merata, ada kondisi yang cukup untuk akumulasi makanan pokok nasional. Karena surplus sistem pasokan makanan antar-daerah, itu sudah menjadi hal biasa.

Baca: Kekeringan memprediksi kekeringan, Jokowi menyerukan dimulainya penyimpanan air di daerah pertanian- “Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, meskipun distribusi makanan tidak merata. Kami adalah yang terbesar di dunia Di nusantara, tidak mungkin mencapai produksi yang sama di semua wilayah. Sistem distribusinya harus lebih terorganisir, “jelas Firdaus.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Kementerian Pertanian terus mencari sinergi dan bekerja sama dengan semua pihak untuk menjaga pasokan dan distribusi makanan, terutama pasokan 11 produk dasar. Bahkan tahun ini, sebagian besar provinsi masih mencatat kelebihan produksi. Intervensi pasokan dan distribusi. Salah satunya adalah mengalihkan produk dari daerah surplus ke daerah defisit. Dia menjelaskan, setidaknya 28 provinsi saat ini terkendali.

Baca: Kementerian Pertanian yakin bahwa produksi pangan di Indonesia kuat dan terkendali- “Provinsi lain, tentu saja, adalah Kalimantan Utara dan Maluku.” Syahrul menunjukkan.

Harap dicatat bahwa menurut perkiraan produksi yang diterbitkan oleh BPS, pasokan pangan nasional diperkirakan sebagai berikut: Pada Juni 2020, jumlah beras yang tersisa diperkirakan 6,4 juta ton, jumlah jagung yang tersisa adalah 1,01 juta ton, jumlah bawang merah yang tersisa adalah 330,384 ton, dan gula 1,07 juta ton, sisa minyak nabati 5,7 juta ton, bawang putih, lada merah, cabai, daging sapi, kerbau, ayam petelur dan produk lainnya juga diperkirakan mengalami surplus.

Mengenai produk beras, pada akhir Maret 2020, stok beras akan menjadi 3,45 juta ton, termasuk 1,4 juta ton di Bulog, 1,2 juta ton di pabrik-pabrik, 754.000 ton di pedagang dan 2.939 ton di mbung di Community Food Road ( LPM). Stok komunitas lain (seperti keluarga da n horeka). (*)

Add Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *